Fenomena Grup dalam Grup
Pertemanan sejatinya adalah ruang saling dukung, tempat berbagi suka dan duka. Namun, dalam realitas sosial, tak jarang sebuah circle pertemanan berkembang menjadi struktur yang tidak sehat, munculnya “grup dalam grup” atau klik-klik kecil di dalam lingkaran yang lebih besar. Fenomena ini bisa melukai mental dan emosional individu yang merasa diabaikan atau ditinggalkan.
Grup dalam grup terjadi ketika sekelompok kecil individu dalam satu circle membentuk ikatan eksklusif yang lebih kuat, sering kali menyisihkan anggota lainnya. Ini bisa disebabkan oleh kesamaan minat, latar belakang, atau bahkan konflik yang tidak terselesaikan di dalam grup besar. Sayangnya, tanpa disadari, hal ini menciptakan jurang sosial yang merusak rasa kebersamaan.
Akibatnya, anggota yang tersisih merasa dikucilkan, tidak dihargai, bahkan kehilangan kepercayaan diri. Lama-kelamaan, hubungan pertemanan jadi renggang, muncul prasangka, dan akhirnya semua pihak bisa saling menjauh. Kondisi ini juga berdampak pada kesehatan mental: muncul rasa sedih, kecewa, hingga overthinking.
Untuk mengatasi hal ini, penting untuk melakukan refleksi dan komunikasi terbuka. Ungkapkan perasaan dengan jujur namun tanpa menyalahkan. Jika grup tidak menunjukkan itikad baik untuk berubah, tidak salah untuk menjaga jarak dan fokus membangun relasi yang lebih sehat di luar circle tersebut. Ingat, pertemanan sejati adalah yang membuat kita tumbuh, bukan yang membuat kita merasa kecil.
Kadang, circle pertemanan yang kita kira solid ternyata menyimpan celah. Ada grup dalam grup, ada yang diam-diam menjauh, dan kita yang dulu dianggap “bagian” tiba-tiba jadi asing. Bukan salahmu. Kadang, orang berubah dan pertemanan pun begitu.
Kalau kamu merasa tersisih, ingat: pertemanan sejati gak bikin kita merasa kecil. Jangan takut menjauh dari yang tak lagi sehat. Fokus ke mereka yang menghargaimu tanpa syarat.